07 February 2008 |
Fluor albus |
PENDAHULUAN Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolini.
Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,5-4,5. Flora normal vagina meliputi Corinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus, Gardnerella, Mobiluncuc, Mycoplasma dan Candida spp. Lingkungan dengan pH asam memberikan fungsi perlindungan yang dihasilkan oleh lactobacilli.(1,2,3) Mungkin leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik, adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dapat dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan yang patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada leukorea patologik terdapat banyak leukosit.(2) Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital.(2)
EPIDEMIOLOGI Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul bersamaan. Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis, Vaginosis bacterial, dan Kandidiasis. Sering penyebab noninfeksi dari vaginitis meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia. Servisitis sendiri disebabkan oleh Gonore dan Klamidia. Prevalensi dan penyebab vaginitis masih belum pasti karena sering didiagnosis dan diobati sendiri. Selain itu vaginitis seringkali asimptomatis dan dapat disebabkan lebih dari satu penyebab.(2) ETIOLOGI Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.(4) Fluor albus fisiologik ditemukan pada (1) : a. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin. b. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Leukore disini hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya. c. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina. d. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer. e. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri. Sedang fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh (1) 1. Infeksi : - Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan Gonococcus(2,5) - Jamur : Candida albicans - Protozoa : Trichomonas vaginalis - Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus 2. Iritasi : - Sperma, pelicin, kondom - Sabun cuci dan pelembut pakaian - Deodorant dan sabun - Cairan antiseptic untuk mandi. - Pembersih vagina. - Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat - Kertas tisu toilet yang berwarna. 3. Tumor atau jaringan abnormal lain 4. Fistula(5) 5. Benda asing(5) 6. Radiasi 7. Penyebab lain(5) : - Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik - Tidak dikatehui : “ Desquamative inflammatory vaginitis”
PATOGENESIS Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita sebagai suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.(2) Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain. Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.(2) Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp. terutama C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan berkompetisi dengan flora normal sehingga terjadi kandidiasis. Hal-hal yang mempermudah pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum luas, penggunaan kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian pakaian ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi. Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan progesterone karena kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur. Candida albicans berkembang dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis atau sampai sampai menimbulkan gejala infeksi. Penggunaan obat immunosupresan juga menajdi faktor predisposisi kandidiasis vaginalis. (6,7,8) Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas vaginalis.(2) Vaginitis sering disebabkan karena flora normal vagina berubah karena pengaruh bakteri patogen atau adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri patogen. Pada vaginosis bacterial, diyakini bahwa faktor-faktor itu dapat menurunkan jumlah hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh Lactobacillus acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan memacu pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis dan Mobiluncus yang normalnya dapat dihambat. Organisme ini menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis bacterial.(2) Flour albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita tuberculosis, anemia, menstruasi, infestasi cacing yang berulang, juga pada perempuan dengan keadaan umum yang jelek , higiene yang buruk dan pada perempuan yang sering menggunakan pembersih vagina, disinfektan yang kuat.(2)
GEJALA KLINIS Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina meerupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:1 - Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri. - Sekret vagina yang bertambah banyak - Rasa panas saat kencing - Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal - Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk
Tabel 1. Gambaran sekret vagina(4) Normal Bacterial vaginosis Trichomoniasis Candida Tampak sekret pada lubang vagina. Tidak Ya Ya Ya Warna Putih Abu-abu Kuning-Abu abu Putih Kekentalan Tinggi Rendah Rendah Tinggi Konsistensi Floccular Homogeneus Homogeneus Floccular Ditemukan di vagina pada Porsio Menempel di dinding vagina Menempel di dinding vagina Menempel di dinding vagina
Tabel 2. Tanda dan gejala dengan fluor albus pada beberapa keluhan(2) Infeksi Gejala Komplikasi Vaginosis bacterial Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah setelah hubungan seksual - PID - Infeksi uterus setelah melahirkan atau setelah operasi Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa dan berbau amis. Gatal dan iritasi Tidak ada komplikasi serius yang diketahui Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang hingga berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital Tidak ada komplikasi yang serius Infeksi klamidia Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna kuning seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal - PID - Infeksi tuba fallopi Gonore Sekret vagina seperti pus sering kencing dan nyeri. Demam dan nyeri pada pelvis - PID - Infeksi tuba fallopi - Arthritis
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan : - Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis.1 - Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada traktus urinarius1 - Sitologi vagina1 - Kultur sekret vagina 1 - Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis1 - Ultrasonografi (USG) abdomen1 - Vaginoskopi 1 - Sitologi dan biopsy jaringan abnormal1 - Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes1 - Pemeriksaan PH vagina.(5) - Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10 % .(5) - Pulasan dengan pewarnaan gram .(5) - Pap smear.(5) - Biopsi.(5) - Test biru metilen.(5) DIAGNOSIS Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. - Anamnesis(5) Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain - Pemeriksaan Fisis dan Genital (9) Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus. Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks, pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan femoral.
- Laboratorium (10) Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop.. Trichoma vaginalis atau clue cells (sel epitel dengan batas yang gelap oleh bakteri kecil), biasanya mudah diindentifikasi pada preparat saline yang mana merupakan karakteristik dari vaginosis bakteri. WBC yang meningkat tanpa trikomonas atau ragi biasanya mengarahkan terjadinya cervisitis. Sel ragi atau pseudohyphae dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis lebih sensitive disbanding pemeriksaan mikroskopik. PENATALAKSANAAN Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.(11) Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan (11): 1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan. 2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual. 3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak. 4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang. 5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina. 6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi. 7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
Tujuan pengobatan (5) - Menghilangkan gejala - Memberantas penyebabrnya - Mencegah terjadinya infeksi ulang - Pasangan diikutkan dalam pengobatan Fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk menghilangkan kecemasannya. Patologi : Tergantung penyebabnya Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering : 1. Candida albicans (5,8) Topikal - Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu - Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari - Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 – 14 hari Sistemik - Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari - Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari - Nimorazol 2 gram dosis tunggal - Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan 2. Chlamidia trachomatis - Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology) - Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral - Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila - Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari - Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari - Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari 3. Gardnerella vaginalis - Metronidazole 2 x 500 mg - Metronidazole 2gram dosis tunggal - Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari - Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan 4. Neisseria gonorhoeae - Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau - Amoksisiklin 3 gr im - Ampisiillin 3,5 gram im atau Ditambah : - Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau - Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari - Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari - Tiamfenikol 3,5 gram oral - Kanamisin 2 gram im - Ofloksasin 400 mg/oral Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase - Seftriaxon 250 mg im atau - Spektinomisin 2 mg im atau - Ciprofloksasin 500 mg oral Ditambah - Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau - Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari - Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari 5. Virus herpeks simpleks Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas - Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari - Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari - Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder(8) 6. Penyebab lain : Vulvovaginitis psikosomatik dengan pendekatan psikologi. Desquamative inflammatory vaginitis diberikan antibiotik, kortikosteroid dan estrogen.(5) PROGNOSIS Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon terhadap pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif(2) DAFTAR PUSTAKA 1. Wiknjosastro, H, Saifuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo. Radang dan Beberapa penyakit lain pada alat genital wanita in Ilmu Kandungan. 1999. Edisi kedua , Cetakan Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta 2. Amiruddin, D. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. 2003.LKiS : Jogjakarta 3. Stirland, A, Wilkinson, C and Manassiev, N. Sexually transmitted infections and common genital tract infections in Female Reproductive Health. Ed : Manassiev, N, Whitehead M.I. 2004. The Partehnon publishing group : London 4. Mishell. D.R, Stenchever, M.A, DroegeMuller W. Herbst, A.L. Comprehensive Gynecology. 2000. Third Edition. Mosby : St Louis 5. Manoe, I.. M.S. M, Rauf, S, Usmany,H. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi. 1999. Bagian/SMF Obstetri dn Ginekologi Fakultas Kedokteran Unhas RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo : Ujung pandang 6. Anindita, Wiki. Santi Martini. 2006. Faktor Resiko Kejadian Kandidiasis vaginalis pada akseptor KB. Fakultas Kesehatan Masyarakat. UNAIR. Surabaya. 7. Jarvis G.J. The management of gynaecological infections in Obstetric and Gynaecology A Critical Approach to the Clinical Problems. 1994. Oxford University Press : Oxford 8. Mackay, E.V, Beischer N.A, Pepperel, R.Wood, C. Infections of the lower genital tract in Text Book of Gynaecology. 1999. Second edition. W.B Saunders : London 9. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri, R, Wardhani,W.I, Setiowulan, W. Keputihan In. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. 2001. Media Aesculapius : Jakarta 10. www.google.com. Search : Vaginal discharge, candida albicans. Available at January 4, 2008 11. www.medikaholistik.com. Search : Vaginitis. Available at January 4, 2008.
|
cellink @|| 10:10 PM || |
|
9 Comments: |
-
Assalamualaikum, mau kasih input aja niy ... sekarang Gonnorhoe tanpa komplikasi diobatinnya pake ceftriaxon 125 mg im do tunggal atau cefixim 400 mg do tunggal ... dari CDC yg terbaru ..
-
wuaaa..!!!! knpa baru ka bc posting ta ttg leukorhea saat tutorial ku telah selesai.......?????!!!
-
Numpang tanya boleh ya? Kalo bayi perempuan 10 bulan mengeluarkan sekret kekuningan dan kental, dengan kondisi: - pemakaian popok sekali pakai pada malam hari hingga pagi - cebok dengan Lactacyd baby - baru muncul sekret tersebut stlh mama.nya mens pertama kali - pipis normal (baik frekuensi dan warna) - bayi tidak rewel Diagnosa.nya apa? Leukorhea?
-
halo,mau nanya nih,kalo pengobatan candida albicans nistatin 4 x 1 itu yang berapa mg tabletnya? thanks
-
I don't leave many remarks, but I browsed some comments here "Fluor albus". I do have 2 questions for you if it's okay.
Is it just me or does it look as if like some of these remarks appear like they are coming from brain dead visitors? :-P And, if you are posting on additional online sites, I'd like to keep up with everything fresh you have to post. Could you list of all of your shared sites like your Facebook page, twitter feed, or linkedin profile?
Feel free to visit my web page; Going In this article
-
After I originally left a comment I appear to have clicked on the -Notify me when new comments are added- checkbox and from now on each time a comment is added I recieve 4 emails with the same comment.
Is there a means you can remove me from that service? Thanks!
My webpage: Orange County catering
-
I could not resist commenting. Very well written!
My web blog ... Reta ()
-
terimakasih buat artikelnya... sangat bermanfaat sob...
-
Terima kasih untuk berbagi informasi dengan kami , Setelah membaca artikel Anda saya menjadi sangat tertarik dengan blog yang Anda kelola
|
|
<< Home |
|
|
|
Assalamualaikum, mau kasih input aja niy ... sekarang Gonnorhoe tanpa komplikasi diobatinnya pake ceftriaxon 125 mg im do tunggal atau cefixim 400 mg do tunggal ... dari CDC yg terbaru ..